1. Menurut Louis de Broglie bahwa elektron
mempunyai sifat gelombang sekaligus juga partikel. Jelaskan keterkaitannya
dengan teori mekanika kuantum dan Teori
Orbital Molekul?
Jawab :
Pada tahun 1924, Louis
de Broglie, menjelaskan bahwa cahaya dapat berada dalam suasana tertentu yang
terdiri dari partikel-partikel, kemungkinan berbentuk partikel pada suatu waktu
sehingga untuk menghitung panjang gelombang satu partikelArgumen de Broglie
menghasilkan hal sebagai berikut.
Einstein : E = mc2
Max Planck : E = h · ʋ
sehingga untuk menghitung
panjang gelombang satu partikel diperoleh :
λ = h / (m . ʋ)
dengan:
λ = panjang gelombang
(m)
m = massa partikel (kg)
ʋ = kecepatan partikel (m/s)
h = tetapan Planck
(6,626 × 10–34 Joule s)
Hipotesis de Broglie
terbukti benar dengan ditemukannya sifat gelombang dari elektron. Elektron
mempunyai sifat difraksi seperti halnya sinar–X. Sebagai akibat dari dualisme
sifat elektron sebagai materi dan sebagai gelombang, maka lintasan elektron
yang dikemukakan Bohr tidak dapat dibenarkan. Gelombang tidak bergerak menurut
suatu garis, melainkan menyebar pada suatu daerah tertentu.
Kemudian pada tahun 1926 Erwin Schrodinger dan Werner
Heisenberg mengemukakan teori bahwa lokasi elektron dalam atom tidak dapat
ditentukan secara pasti, yang dapat ditentukan hanyalah daerah Kemungkinan
keberadaan elektron. Oleh karena keberadaan elektron diperkirakan dengan
mekanika kuantum maka teori ini disebut teori atom mekanika kuantum. Pada teori
atom mekanika kuantum, untuk menggambarkan posisi elektron digunakan bilangan-bilangan
kuantum.
Schrodinger menggunakan
tiga bilangan kuantum yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut
(l), dan bilangan kuantum magnetik (m). Ketiga bilangan kuantum tersebut
menjelaskan tingkat energi, bentuk, dan orientasi elektron di dalam orbital.
Selain ketiga bilangan kuantum tersebut ada bilangan kuantum spin (s) yang
menunjukkan perputaran elektron pada sumbunya.
2. Bila absorpsi sinar
UV oleh lakatan rangkap menghasilkan promosi elektron ke orbital yang berenergi
lebih tinggi. Transisi elektron manakah memerlukan energi terkecil bila
sikloheksena berpindah ke tingkat terektisasi?
Jawaban:
Pada transisi
elektronik inti-inti atom dapat dianggap berada pada posisi yang tepat. Hal ini
dikenal dengan prinsip Franck-Condon. Disamping itu dalam proses transisi ini
tidak semua elektron ikatan terpromosikan ke orbital antiikatan.
Berdasarkan jenis
orbital tersebut maka, jenis-jenis transisi elektronik dibedakan menjadi empat
macam, yakni:
1) Transisi σ → σ*
2) Transisi π → π*
3) Transisi n → π*
4) Transisi n → σ*
Keterangan
· σ : senyawa-senyawa
yang memiliki ikatan tunggal
· π : senyawa-senyawa
yang memiliki ikatan rangkap
· n menyatakan orbital
non-ikatan: untuk senyawa-senyawa yang memiliki elektron bebas.
· σ* dan π* merupakan
orbital yang kosong (tanpa elektron), orbital ini akan terisi elektron ketika telah
atau bila terjadi eksitasi elektron atau perpindahan elektron atau promosi
elektron dari orbital ikatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar